Kondisi cuaca yang tidak stabil, sanitasi tempat pengungsian yang buruk serta kondisi rumah yang masih kotor terkena genangan air, juga sulitnya mendapat air bersih menyebabkan mudahnya terjadi wabah diare setelah banjir. Penyakit diare yang terlihat ringan justru bisa membahayakan jiwa, karena saat tubuh kekurangan cairan, maka semua organ akan mengalami gangguan. Diare akan semakin berbahaya jika terjadi pada anak-anak. (Musim Banjir, Waspadai Penyakit-Penyakit Ini!)
Oleh karena itu, lakukan langkah antisipasi agar Anda dan keluarga tidak terkena diare pasca bencana banjir:
- Biasakan mencuci tangan sebelum makan dengan sabun. Lakukan hal yang sama setelah selesai buang air besar.
- Usahakan meminum air yang sudah direbus hingga mendidih agar semua bakteri penyebab sakit tidak masuk ke dalam tubuh.
- Segera bersihkan tempat tinggal dari sisa banjir. Segera buang tumpukan sampah agar tidak menggunung dan jadi sarang penyakit.
- Jika terjadi gejala diare (buang air besar lebih dari 3 kali sekali atau buang air besar yang tidak padat), jangan menunggu hingga parah, segera hubungi dokter atau petugas yang berjaga di sekitar pengungsian.
- Konsumsi banyak air atau oralit jika menemui tanda-tanda diare. Usahakan pasien tidak sampai kekurangan cairan tubuh.
Cara Membuat Oralit Sederhana:
Jika Anda tidak menemukan oralit bubuk, Anda bisa membuat oralit dengan bahan-bahan berikut ini:
- 200 ml atau 1 gelas belimbing air matang
- 2 sdt gula pasir
- 1/2 sdt garam halus
Campur semua bahan hingga larut lalu minumkan pada penderita diare. Minum oralit dengan ketentuan sebagai berikut:
Usia | Pemberian Setelah 3 Jam Diketahui Diare | Pemberian Setelah BAB |
Kurang dari 1 tahun | 1 1/2 gelas | 1/2 gelas |
1 - 4 tahun | 3 gelas | 1 gelas |
5 - 12 tahun | 6 gelas | 1 1/2 gelas |
Dewasa | 12 gelas | 5 gelas |
Segera hubungi dokter jika kondisi penderita diare tidak membaik. Semoga artikel ini bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar