Online

Sabtu, 19 Januari 2013

Ketika Kata 'Move On' Saja Tidak Cukup

 Berapa kali dalam setahun ini kita mendengar istilah ‘move on’ diserukan bagi mereka-mereka yang galau karena nyerinya patah hati? Namun mengapa mereka masih enggan untuk move on? Jawabannya pasti karena ‘kenyataannya move on itu nggak mudah, kalian nggak ngerti, butuh proses’.
Ya, memang begitulah move on, sebuah proses yang nggak mudah. Namun nggak mudah bukan berarti nggak bisa, Ladies. Tahapan-tahapan menyembuhkan diri dalam move on juga perlu dibarengi sebuah pendewasaan diri yang dikenal dengan istilah grow up. Mengapa demikian?
Ketika kita mengalami sesuatu yang menyakitkan, sebenarnya kita bukan benar-benar hancur olehnya. Melainkan kita mendapatkan sebuah pelajaran dengan rasa yang lebih getir. Membukakan mata kita tentang orang yang tak semestinya bersama kita, memahami bahwa siapapun bisa melakukan kesalahan, memahami betapa berharganya kejujuran dan ketulusan.
Kesediaan kita menerima masalah sebagai suatu pelajaran adalah bentuk pendewasaan diri. Anda mungkin akan sejenak keluar dari kebiasaan hidup Anda saat mengalami tahap pendewasaan diri ini. Tidak apa-apa, begitulah proses untuk bisa menyembuhkan diri dan move on.
Selain bersikap grow up, Anda juga harus yakin dengan diri Anda. Yakin bahwa Anda mampu menghadapi hidup tanpa harus bersama masa lalu Anda, yakin bahwa Anda bisa melalui masa suram ini, yakin bahwa masih ada kebahagiaan yang bisa Anda raih. Kalau bukan Anda yang menolong diri Anda sendiri, siapa lagi?
Kenapa Anda harus move on? Karena hidup Anda tidak berakhir hanya karena sebuah kisah berakhir, Ada pertemuan dan ada perpisahan, namun Anda akan bertemu lagi dengan sesuatu yang baru dan membawa Anda pada kebahagiaan yang sebenarnya. Selamat berjuang, pejuang cinta.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls